27 April 2009

Poligami itu

Waduh, secara tidak sengaja suatu malam aku nonton se sinetron. Sinetron itu judulnya Hareem, jadi keinget harlem grobeler ha ha ha (wah itu mah yang basket legend ituh yah?salah nulisnya gak sih). Agak flashback dikit, aku orangnya benci sinetron (coro jaman sekarang), namun karena tidak sengaja, ngikut sineron Hareem ini buat nemeni emak, "kepekso" nonton ajah. Awalnya gak begitu ngeh..nah straight to ke intinya sekarang..ternyata sinetron ini bercerita tentang dinamika keluarga poligami. Gotcha! Kena sekarang..ceritanya nih (hareem), ada sebuah keluarga yang kepala keluarganya punya 3 istri, 2 anak dan 2 menantu. Sang kepala keluarga ini sebut saja Abi,punya istri 3. Istri pertama baik, yang kedua kemaruk dan bawel (kalo gak salah) dan istri ketiga adalah hasil jebakan tikus sang Abi (tentunya dengan dalih kemaslahatan umat tapi intinya tetep poligami!) untuk bisa mendapatkan istri yang muda nan cantik (he he) dengan cara nyebar hutang ke sebuah keluarga. Dan kebetulan dalam sinetron ini sang istri ketiga diperankan oleh aktris cantik (shandy Aulia). Karena ayahnya terjerat jebakan tikus tadi (utang) maka mau tidak mau si anak (istri ketiga) harus terpaksa ihlas menjadi istri ketiga dari abi (sang penangkap tikus).....

Bersabarlah, akan kuceritakan lagi hasil rekaman indrawiku sebentar lagi, bukan karena bersambung, tapi karena aku harus ke belakang sebentar...*nature calling*

Oke..Sarjana lanjutkan..sampai di mana tadi..mmmhh..oiya..

Bukan karena kemudian menjadi maniak sinetron, tapi aku (saat nonton sinetron ini) jadi teringat sebuah perkumpulan kaum yang menghobikan poligami (kalo indak salah). Mereka (kaum ini) beralasan bahwa poligami adalah (sunnah apa yah) upaya untuk mengangkat derajat kaum wanita. Menolong umat, dan berbagai alasan (al-Qur’an dan Sunnah) untuk kepentingan mereka. Istilah kerennya apa yah? (berpikir keras!) oh iya..justifikasi..yah mereka memakai dalil dan dalih agama untuk menjustifikasi perbuatan poligami mereka..ha ha Menyitir pendapat Gus Mus dalam bukunya Mencari Bening Mata Air, halaman 29: “memang, repotnya, kini kita sepertinya sudah terbiasa berkepentingan dulu sebelum melihat dalil, dan bukan sebaliknya” (2008).

Memang saat syahwat pribadi telah memimpin pikiran seseorang, maka mereka akan mencari justifikasi atas perbuatannya (maaf pak Puspo dkk., jika saya bersu’udzon)ha ha ha.
Kembali ke sinetron Hareem tadi, bahwa kisah yang disajikan (Aku tidak tahu apakah) bermotif sindiran atau hiburan belaka. Saat Abi (yang sebetulnya kewalahan) mengurus ketiga istrinya, sampai menceraikan istri ketiganya, adalah bagian yang menarik. Apa pasal stelah menelantarkan ex wifenya, abi berupaya menikahinya lagi! Ibarat air liur yang telah diludahkan ke tanah, dia jilat kembali! Berbagai daya upaya telah dilakukan agar bisa rujuk termasuk menikahkan dengan orang lain. Dengan aliran darah (ke) ningrat (an) nya, si Abi mewakili klub laki-laki pencinta poligami, sok berwibawa didepan istri-istrinya. Sampai tidak mengetahui intrik-intrik antar istrinya. Bahkan juga menantu-menantunya. Yah..apalagi kalo bukan karena merasa berkuasa akibat titipan harta (dari Allah SWT) tentunya. Sehingga istri dianggap tidak lebih seperti mainan belaka. Bisa dicerai dan dinikahi kapan saja, bahkan kalau perlu nambah lagi (gila memang!). Ini belum seberapa, sudah begitu anak si Abi ini rupanya menaruh hati pada istri ke tiga Abi. Nah loh..bahkan pengen menikahinya (waduh bisa kacau dunia), preseden buruk bagi umat, saat anak pengen menikahi mantan istri ayahnya dalam satu lingkup keluarga.

Jangan-jangan poligami secara laki-laki (hidung belang) menimbulkan problematika yang sama dengan sinetron di atas? (Cuma karena gak muncul ke permukaan aja sehingga awam tidak banyak yang tahu). Punya istri lebih dari satu, kaya, istrinya masih cantik-cantik (mbohai..heheh), kebetulan juga anaknya sudah akil baligh tiba-tiba suka dengan salah satu istrinya dan berhasrat pula untuk memiliki...mmhh.. Masihkah poligami membawa kemaslahatan umat? Masihkah poligami menyelamatkan harkat dan martabat wanita? Membawa permasalahan baru (iyah!jelas!) bagi karut marutnya pranata pernikahan sangat dimungkinkan.

Memang tepat juga jika pemerintah agak was-was dengan kegiatan poligami beberapa gelintir oknum (poltak dan jihandak)ka ka kaq...*bukan berarti aku menjadi pendukung pemerintah*. Sepak terjangnya bisa menimbulkan kesalahpahaman awam dalam menyikapi pernikahan. Bahkan sangat dimungkinkan polah tingkah mereka berlindung dibalik sakralitas ajaran agama. Wah bisa gaswat! Aku harus cepat ke pos ronda, mendiskusikan masalah ini dengan pak SBY dan JK, pak Mahfud, pak Sutrisno bh, pak demang dan lain-lain. Ini menyangkut para perawan cuantik di myvillage ..ini tentang national security (woot) *maaf* tentang women security! gadis-gadis (termasuk janda-janda kembang) kampungku harus dibentengi, diamankan dari jarahan seksual pejantan poligami.

Pak kadus harus segera bertindak. Diperlukan undang-undang untuk proteksi harkat dan martabat..aku harus secepatnya ke pos ronda.

Sesampainya di pos ronda, semua jamaah tumpang tindih tidak karuan. Mereka semua sudah pada molor. Tidak menyadari bahwa bahaya poligami, sekarang mulai mengancam anak cucu mereka..
Benarkah demikian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar